Ikan dan Laut

Semangat pagi kawan laut.. Selama ini kita sering membicarakan bagaimana keanekaragaman potensi laut. Untuk itu kita juga memaksimalkan potensi tersebut dengan mendukung dalam pemanfaatannya yang berkelanjutan. Laut selalu berhubungan dekat dengan ikan, karena keduanya merupakan organisme konsumsi dan habitatnya secara spesifik. Konsumsi ikan di Indonesia sendiri masih rendah dibandingkan dengan hasil tangkap dan potensi yang bisa diambil. Dengan keadaan geografis indonesia dan keterbatasan teknologi untuk mengantarkan ikan segar ke dataran tinggi, sehingga masyarakat Indonesia mengkonsumsi ikan dalam berbagai proses lanjutan seperti pemindangan, pengeringan dengan matahari, diasin, fermentasi dan pengolahan lanjutan lain. Nah sebenarnya, daging ikan dengan pemasakan dalam waktu lebih singkat dan suhu yang tepat lebih disarankan karena nutrisi yang terdapat didalamnya tidak hilang dan dapat dipertahankan. Sebenarnya, untuk menjaga kualitas ikan lebih lama dengan cara menja

Halo kawan laut.... Kali ini kita akan membicarakan tentang masalah yang kurang di explore tetapi penting untuk dibicarakan. Jadi, dalam 10 tahun terakhir ini sangat santer di ekspos masalah kosmetik dengan kandungan merkuri didalamnya. Kosmetik bermasalah termasuk tentang izin edar, izin BPOM dan kandungan bahan kimia berbahaya. Kosmetik dengan kandungan merkuri sangat ditentang karena berdampak negatif bagi penggunanya. Merkuri dalam kosmetik dapat merusak susunan struktur kulit dan merusak sistem syaraf. Merkuri di Ikan Taukah kalian, selain di kosmetik sekitar 65 tahun lalu pernah terjadi sindrom aneh yang di sebabkan oleh merkuri dalam ikan. Tepatnya di Kota Minamata, Jepang. Sindrom ini disebabkan oleh paparan merkuri dari limbah pabrik batu batere yang langsung di buang ke laut. Akibatnya merkuri dengan molekul kecil ini akan masuk kedalam tubuh ikan lewat jalur pernapasannya (insang). Budaya orang jepang yang gemar mengkonsumsi ikan, menyebabkan hasil laut yang pada saa